Inisiatif Investasi Rp1 Triliun untuk Pengembangan Kebun Kelapa di Belitung
Investor yang terlibat dalam pengembangan kebun kelapa di Belitung, Wardinan, mengumumkan kesiapan pihaknya untuk menanamkan modal sebesar Rp1 triliun. Dana ini akan digunakan untuk berbagai kebutuhan dalam pengembangan kebun kelapa, termasuk pembibitan dan pembinaan kelompok tani. Pihak investor menegaskan bahwa mereka tidak akan membeli lahan milik masyarakat, melainkan bekerja sama dengan sistem kepemilikan tanah yang sudah terdaftar.
Dalam skema kerja sama ini, kelompok tani yang telah terdaftar akan menerima bantuan berupa bibit kelapa, pupuk, serta biaya tanam. Tenaga kerja yang diperlukan berasal dari pemilik lahan itu sendiri. Dengan demikian, selain mendapatkan 20 persen dari hasil panen, para petani juga akan memperoleh penghasilan dari pekerjaan mengolah lahannya.
Untuk memastikan kelancaran program, investor meminta legalitas tanah kelompok tani dipastikan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumpang tindih klaim kepemilikan yang bisa menyulitkan perusahaan. Wardinan menjelaskan, agar program berjalan baik, setiap kelompok tani harus memiliki batasan wilayah yang jelas. Misalnya, kelompok A memiliki 50 hektare, sedangkan kelompok B memiliki 60 hektare. Tidak boleh ada tumpang tindih di dalamnya.
Perusahaan juga akan melakukan pengawasan ketat terhadap bibit yang diberikan, memastikan semua ditanam dan dirawat sesuai ketentuan. Sebelum masa panen kelapa yang memerlukan waktu sekitar lima tahun, lahan akan dimanfaatkan dengan sistem tumpang sari. Jenis tanaman tumpang sari yang diusulkan adalah jagung karena masa panennya relatif cepat. Hasil jagung akan dibagi bersama kelompok tani, sementara bibit dan pupuknya disediakan oleh perusahaan.
Wardinan menambahkan bahwa perusahaannya memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun di bidang ini. Pengalaman tersebut akan diterapkan di Bangka Belitung untuk mendukung keberhasilan program secara berkelanjutan. Selain itu, perusahaan akan menyesuaikan kondisi lahan sesuai kebutuhan. Jika cocok ditanami jagung, maka akan diberikan jagung. Di tempat lain, sebelumnya juga ada nanas. Ketika pohon kelapa sudah besar, nanas bisa diganti dengan jenis tanaman lain.
Sebelumnya, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani mengungkap proyek ini akan dimulai dari penanaman 200 ribu bibit kelapa, yang ditargetkan berkembang hingga menciptakan satu juta lapangan kerja. Nantinya, pabrik pengolahan kelapa terbesar se-Asia Tenggara juga akan dibangun, dengan kapasitas serapan tenaga kerja hingga 5.000 orang di sektor industri.
Hidayat menegaskan pentingnya dukungan semua pihak, termasuk pemerintah desa dan masyarakat, agar rencana ini berjalan sesuai target. Pemerintah provinsi juga akan melibatkan akademisi dan peneliti untuk mengawal program secara ilmiah dan berkelanjutan. Dengan adanya pabrik dan pembeli yang jelas, masyarakat tidak lagi khawatir tentang pasar untuk hasil kelapa mereka.