Program Bedah Rumah di Sidoarjo Terus Berjalan dengan Kepedulian yang Tinggi
Program bedah rumah yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sidoarjo terus berlangsung. Sepanjang tahun 2025, hingga bulan Juli, sebanyak 109 rumah tidak layak huni (RTLH) di berbagai wilayah telah selesai direhabilitasi. Proses ini menunjukkan komitmen pemerintah dan lembaga filantropi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dari data yang diperoleh, kecamatan-kecamatan dengan jumlah rumah yang direhabilitasi terbanyak adalah Kecamatan Tulangan, dengan 12 rumah. Diikuti oleh Kecamatan Tarik dan Wonoayu masing-masing 10 rumah, serta Kecamatan Sidoarjo Kota dengan 9 rumah. Selanjutnya, Kecamatan Waru dan Taman masing-masing memiliki 8 rumah yang diperbaiki. Kecamatan Candi dan Tanggulangin masing-masing 7 rumah, Sedati dan Krian masing-masing 6 rumah, Balongbendo 5 rumah, Sukodono, Prambon, dan Porong masing-masing 4 rumah, serta Kecamatan Krembung, Gedangan, dan Jabon masing-masing 3 rumah.
Kepala Baznas Sidoarjo, M Chasbil Aziz Salju Sodar menyampaikan bahwa dari data yang ada, Kecamatan Buduran masih memiliki 0 rumah yang direhabilitasi. “Mungkin karena semua rumah warga sudah layak atau belum dilaporkan,” ujarnya.
Menurut Gus Jazuk, sapaan akrab Chasbil Aziz Salju Sodar, kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci sukses program ini. BAZNAS Provinsi Jawa Timur berkontribusi sebanyak 5 unit rumah yang tersebar di beberapa kecamatan. Misalnya, 2 unit di Kecamatan Tarik, 2 unit di Sedati, dan 1 unit di Porong.
Selain itu, dukungan dari pihak korporat seperti JNE Express Sidoarjo juga sangat berarti. “Donasi zakat karyawan mereka turut memperkuat gerakan filantropi ini. Kami berharap semakin banyak kontribusi dari pihak lain, baik korporat maupun lembaga untuk ke depannya,” tambahnya.
Program perbaikan RTLH ini juga mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan mengulurkan tangan kepada sesama. “Ketika 109 keluarga kini dapat menjalani hidup dengan lebih bermartabat, sesungguhnya seluruh masyarakat Sidoarjo turut merasakan kehangatan yang sama,” ujar Gus Jazuk.
Perhatian Bupati Sidoarjo terhadap Rumah Tidak Layak Huni
Bupati Sidoarjo, Subandi, selalu antusias dalam memantau program bedah rumah. Beberapa hari lalu, ia bahkan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tiga rumah yang kondisinya memprihatinkan. Semua rumah tersebut masuk dalam program perbaikan RTLH.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Subandi didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Misbahul Munir, Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo, dan beberapa pihak lainnya. Salah satu rumah yang dikunjungi adalah milik Munjiati (66), janda yang tinggal sendirian setelah ditinggal mati suaminya. Selama 26 tahun mengabdi sebagai pamong, ia belum pernah menerima bantuan apa pun.
Selanjutnya, Bupati Subandi juga mengunjungi rumah Madekan, seorang tukang becak, serta rumah pasangan Suwandi dan Enny Marzuqo di Kelurahan Porong. Dalam kunjungan tersebut, kondisi rumah yang dilihat sangat memprihatinkan. Dindingnya lapuk dan retak, atap bocor parah, bahkan ada rumah yang nyaris ambruk.
Subandi menyampaikan keprihatinannya dan langsung mengajak Baznas untuk segera bertindak. “Kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan. Pemerintah harus hadir dan bergerak cepat. Tiga rumah ini akan segera masuk dalam program RTLH agar layak, aman, dan nyaman untuk ditempati,” ujarnya.
Menurut Bupati, program perbaikan RTLH bukan hanya sekadar memperbaiki bangunan, tetapi juga bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat kecil agar hidup lebih sehat dan sejahtera.
Respons Warga yang Menerima Bantuan
Warga penerima bantuan bedah rumah merasa sangat bersyukur dan terharu atas perhatian pemerintah daerah. “Saya tidak menyangka rumah saya bisa direnovasi. Sudah lama saya tinggal di rumah ini dengan kondisi yang seadanya. Terima kasih banyak kepada Pak Bupati dan Pemerintah Sidoarjo, terima kasih kepada Baznas dan semua yang telah membantu kami,” kata Munjiati sambil menitikkan air mata.
Bagi Munjiati, pengalaman ini seperti mimpi. Selama ini ia hanya bisa berharap, tapi bingung bagaimana merealisasikan keinginan memperbaiki rumahnya. Dan kini, harapan itu akhirnya terwujud berkat program bantuan bedah rumah.